![]() |
sumber gambar :http://www.wisatasingapura.sg |
Hari Buruh Sedunia atau dikenal juga dengan sebutan May Day diperingati setiap 1 Mei. Di beberapa negara, May Day ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Sejarah May Day
tidak terlepas dari perjuangan kaum buruh dalam menuntut delapan jam
kerja. Abad ke-19 adalah periode di mana buruh dihadapkan pada kenyataan
bahwa dari 24 jam sehari, mereka rata-rata bekerja 18-20 jam. Tak pelak
lagi bahwa tuntutan yang diajukan adalah memperpendek jam kerja.
Perjuangan
menuntut delapan jam kerja ini diawali oleh demonstrasi kaum buruh di
Amerika Serikat pada 1 Mei 1886. Demonstrasi yang diikuti oleh 400 ribu
buruh ini berlangsung selama berhari-hari dan berbuntut pada penyerangan
dan penembakan terhadap peserta demonstrasi yang dilakukan oleh polisi.
Pada
Juli 1889, Kongres Buruh Internasional yang diselenggarakan di Paris,
Prancis, menetapkan peristiwa di AS tanggal 1 Mei itu sebagai Hari Buruh
Sedunia dan mengeluarkan resolusi yang berisi:
"Sebuah aksi
internasional besar harus diorganisir pada satu hari tertentu dimana
semua negara dan kota-kota pada waktu yang bersamaan, pada satu hari
yang disepakati bersama, semua buruh menuntut agar pemerintah secara
legal mengurangi jam kerja menjadi delapan jam per hari, dan
melaksanakan semua hasil Kongres Buruh Internasional di Paris."
Resolusi
tersebut mendapat sambutan hangat dari berbagai Negara. Dan sejak 1890,
tanggal 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh Sedunia oleh kaum buruh di
berbagai negara, meskipun mendapat tekanan keras dari pemerintah
mereka.
Di Indonesia, Hari Buruh Sedunia sudah diperingati sejak
pemerintahan Presiden Soekarno. Namun pada era kediktatoran Soeharto,
perayaan ini dilarang untuk diperingati karena dianggap identik dengan
gerakan dan paham Komunis yang kerap dikaitkan dengan kejadian G30S/PKI.
Semasa Orde Baru berkuasa, aksi untuk peringatan May Day masuk kategori aktivitas subversif, karena selalu dikonotasikan dengan ideologi komunis.Konotasi
ini jelas tidak tepat, karena mayoritas negara-negara di dunia, yang
sebagian besar menganut ideologi nonkomunis, bahkan juga yang menganut
prinsip antikomunis, justru menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh
dan menjadikannya sebagai hari libur nasional.
Setelah era Orde
Baru runtuh, Hari Buruh Sedunia kembali diperingati di Indonesia seiring
dengan bergulirnya semangat Reformasi yang mengusung keterbukaan dan
demokrasi.
Kekhawatiran Soeharto mengenai gerakan massa buruh yang
dimobilisasi setiap 1 Mei membuahkan kerusuhan, ternyata tidak pernah
terbukti. Karena sejak peringatan May Day tahun 1999 hingga
2006 tidak pernah ada tindakan destruktif yang dilakukan oleh gerakan
massa buruh yang masuk kategori 'membahayakan ketertiban umum'.
Yang
terjadi justru tindakan represif aparat keamanan terhadap kaum buruh,
karena kebanyakan dari aparat tersebut masih berpedoman pada paradigma
lama yang menganggap peringatan May Day adalah subversif dan didalangi gerakan komunis.
Sumber : teknologi.inilah.com
Baca juga : http://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Buruh
0 komentar:
Posting Komentar